Laman Webantu   KM2A1: 3014 File Size: 4.5 Kb *



Kisah Lama Gus Dur - Mahathir
By Kapal Berita

18/10/2000 1:21 am Wed

Saya tidak perlu memberi sebarang komen. Sila baca dua keratan akhbat ini - nanti anda akan dapat menyelinap sedikit rahsia.

Siapa berbohong atau memang lupa?

Jangan lupa satu ketika dulu Mahathir diberitakan menemui pemimpin Israel "secara tidak sengaja" kerana menginap dihotel yang sama di Peranchis.....




http://www.emedia.com.my/z/Current_News/NST/ Tuesday/National/20001017083921

National: PM meets Gus Dur today

17 October 2000

Prime Minister Datuk Seri Dr Mahathir Mohamad said there was no urgency to discuss any specific topic during his scheduled informal meeting with Indonesian president Abdurrahman Wahid in Langkawi tomorrow. "Generally, we will speak about bilateral relations and the Asean concept," said Dr Mahathir, after chairing the party's supreme council meeting today.

TERJEMAHAN

Datuk Seri Dr Mahathir Mohamad mengatakan tidak ada perbincangan yang begitu penting dalam sebarang tajuk dalam mesyuarat beliau dengan Abdurrahman Wahid di Langkawi esok.

"Selalunya kami akan berbincang mengenai hubungan dua hala dan Konsep Asian." kata Dr Mahathir, selepas mempengerusikan mesyuarat MKT hari ini.



KISAH LAMA

http://www.kompas.com/kompas%2Dcetak/9912/08/ln/maly28.htm

Rabu, 8 Desember 1999

Malaysia Bantah Pernyataan Gus Dur

Kuala Lumpur, Kompas

Malaysia membantah keras pernyataan Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang mengatakan, bahwa negeri jiran ini telah meminta Indonesia menjadi penengah untuk mendekatkan hubungan antara Malaysia dengan Israel.

Dalam pernyataannya dalam jumpa pers di Wisma Putra dan disiarkan langsung melalui televisi Selasa (7/12) malam kemarin, Menteri Luar Negeri Datuk Seri Syed Hamid Albar mengatakan, apa yang dikatakan Gus Dur dalam wawancara khususnya dengan majalah Far Eastern Economic Review terbitan 9 Desember 1999, adalah tidak berdasar. Demikian dilaporkan wartawan Kompas Jimmy S Harianto dari Kuala Lumpur.

"Malaysia tidak pernah berkeinginan menjalin hubungan dengan Israel," kata Menlu Syed Hamid Albar. Dalam wawancara khusus dengan FEER itu, Gus Dur menyatakan bahwa keinginan Malaysia itu diungkapkan oleh PM Mahathir Mohamad selepas pertemuan singkatnya dengan pemimpin pemerintahan negeri jiran itu di Kuala Lumpur belum lama ini.

Menlu Malaysia mengungkapkan bahwa pihaknya telah memerintahkan pada Duta Besar Malaysia di Jakarta untuk menyampaikan bantahan keras dan rasa kesal Kuala Lumpur ini pada Pemerintah Indonesia, dalam hal ini kepada Gus Dur.

Sensitif

Isu tentang hubungan dengan Israel, merupakan isu yang sangat sensitif di Malaysia, bahkan terkesan "lebih sensitif" daripada di Indonesia. Isu ini bahkan sempat menjadi perbantahan hangat menjelang pemilihan umum Malaysia, 29 November silam.

Isu itu sebenarnya sudah lebih dulu diungkapkan oleh pihak partai pembangkang (oposisi) Partai Islam Se-Malaysia (PAS), dan kemudian dibantah habis-habisan melalui berbagai media massa-termasuk media televisi Malaysia-oleh partai berkuasa Barisan Nasional (BN).

Oleh kalangan masyarakat Malaysia, isu-bahwa Pemerintah Malaysia ada keinginan untuk menjalin hubungan (kerja sama) militer dengan Israel, membuat partai berkuasa berkurang dukungannya. Gejala sekularisasi pemerintahan Mahathir, memang menjadi salah satu titik sasaran partai-partai oposisi berasaskan Islam, terutama partai PAS untuk menyerang BN.

Hasil pemilihan juga menunjukkan, BN kehilangan sejumlah kursi "vital"nya di kantung-kantung kekuatan masyarakat Melayu muslim, terutama di wilayah sabuk di perbatasan Thailand-Malaysia seperti Kedah, Perlis, Kelantan, Terengganu. Bahkan Terengganu, yang selama 40 tahun terakhir selalu dikuasai BN, kini untuk pertama kalinya direbut oleh kelompok oposisi Islam, PAS.

Dari 32 kursi parlemen negara bagian (Dewan Undangan Negeri, DUN) 28 di antaranya direbut oleh PAS, sedangkan tujuh dari delapan kursi parlemen pusat, juga jatuh ke tangan PAS. Terengganu, yang dalam beberapa dekade terakhir ini menjadi salah satu kota bandar dan perdagangan yang maju di Malaysia, kini tiba-tiba diperintah oleh Menteri Besar (Kepala Negara Bagian) dari partai oposisi, PAS. *